"Sebagaimana adanya Kalian, Begitulah Kuasa Kalian."
"Sebagaimana adanya Kalian, Begitulah Kuasa Kalian."
Membaca buku-buku lama terasa
ada kesan tersendiri, ada tulisan para ulama ada yang masih update dengan kondisi kekinian. Saya membaca lagi satu bagian dari buku Dr. Yusuf Al-Qardhawi yang berjudul Ummatuna baina Qarnain, diterjemahkan kedalam bahasa indonesia menjadi Umat Islam Menyongsong Abad 21 cetakan Era Intermedia tahun 2001.
Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam buku ini menjelaskan tentang membangun Kembali Kesadaran Ummat. Point yang sangat menarik adalah Qardhawi menyebutkan bahwa kekuatan negara terletak pada kekuatan masyarakat. Masyarakat yang mati tidak bisa menegakan negara yang hidup. Masyarakat yang lemah tidak mampu membangun negara yang kuat. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah kata hikmah, "sebagaimana adanya kalian, begitulah kuasa kalian."
Menurut Qardhawi umat kita masih hidup dan belum mati, hanya saja mereka tidur atau ditidurkan. Karenanya kita harus membangunkannya dari keterlelapan dan menyadarkannya dari kelalaian. Kita harus mengembalikan kesadaran mereka akan diri, risalah dan peran yang harus dimainkan sebagai ummat universal. Ummat yg tidak diciptakan Tuhan untuk kepentingan diri mereka sendiri, melainkan "dikeluarkan untuk manusia" demi manfaat, petunjuk, dan kebaikan bagi seluruh manusia
Umat kita tidak mungkin dapat memberikan manfaat dan kebaikan pada umat lain, sebelum memberikan manfaat pada dirinya sendiri. Perbaikan internal harus didahulukan atas perbaikan eksternal
Kita harus mengembalikan kesadaran bangsa kita dengan penyadaran yang paham dan benar, jauh dari unsur romantisme, berlebihan, melemahkan, dan mengagetkan. Sekedar melantunkan pujian untuk mengenang masa lalu tidak bermanfaat jika kita tidak menyambut masa kini. Menangisi keruntuhan adalah pekerjaan para pujangga yang romantis, bukan pekerjaan para pembangun peradaban
Mencela orang lain tidak memberi arti apapun selama kita sendiri tidak mengungguli prestasi mereka dengan kerja dan kesungguhan. Kita harus membangun untuk diri kita kejayaan baru dengan tangan dan pikiran kita sendiri. Ucapan seorang Penyair :
Meski para pendahulu kita
Orang-orang terhormat lagi mulia
Tidaklah patut kita bernaung belaka
Di bawah bayang-bayangnya
Kita bangkit untuk membangun
Laksana para pendahulu membangunnya
Kita singsingkan lengan baju ‘tuk bekerja
Sebagaimana mereka tlah bekerja
Kita harus memenuhi qalbu anak-anak kita dengan iman, cita-cita, tekad, percaya pada Allah, dan yakin pada diri sendiri. Langkah pertama adalah mengenal penyakit dalam diri kita, tidak menyalahkan orang lain, lalu berusaha lakukan perubahan. Dengan inilah hidup kita, berubah masyarakat kita sesuai dengan hukum alam yang fitrah
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (Ar-Ra’du : 11)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar